"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)
Tanya Jawab
Tanya jawab antara santri dengan Ustadz yang memberi materi ketika ta'lim
Muroja'ah
Muroja'ah Santri sambil menghayati hafalan dari dan teman.
Apel pagi
Apel Pagi dan menerima pesan serta pengumuman dari Ustadz
Pertemuan
Penyampaian materi
Melatih Kepemimpinan Siswa
Melatih Kepemimpinan Siswa
Minggu, 24 Agustus 2014
Dalil Al Quran dan Hadits tntng keutamaan penghafal Alquran
10.46
No comments
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan
dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu
huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf."
(HR. At-Turmudzi)
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)
Renungan...!!
10.09
No comments
Mengapa Kita Tidak Menangis Ketika Membaca Al-Quran?
-
SAUDARAKU
-
SAUDARAKU
Kita sebagai umat Islam tentu
sering membaca ayat suci Al-Qur’an, tetapi terkadang mereka tidak mengetahui apa isi kandungannya.
Berikut ini sebuah cerita yang akan menjawab pertanyaan “Mengapa kita tidak menangis saat membaca Al-Qur’an?”
Sampai kabar kepada Imam Ahmad bin Hambal bahwa salah seorang muridnya selalu bangun malam dan mengkhatamkan al-Qur`an secara sempurna hingga terbit fajar. Kemudian dilanjutkan dengan shalat subuh.
Imam Ahmad pun ingin
mengajarkannya cara menadabburi al-Qur`an. Datanglah ia kepada muridnya itu, kemudian berkata:
“Aku dengar, kamu melakukan ini dan itu?”
Muridnya menjawab: “Ya.”
Imam Ahmad berkata lagi, “Kalau begitu, coba nanti malam kamu lakukan seperti kemarin-kemarin, tapi saat membaca al-Qur`an, bayangkan kamu membacanya di hadapanku atau seakan-akan aku mengawasi bacaanmu.”
Keesokan harinya, datanglah si
murid dan Imam Ahmad bertanya hasilnya.
Si murid menjawab: “Aku hanya bisa membaca 10 juz saja.”
Imam Ahmad menukas, “Coba nanti malam baca al-Qur`an seakan-akan kamu membacanya di hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.”
Keesokan harinya si murid datang lagi dan berkata: “Ya Imam, aku hanya sanggup membaca juz ‘amma saja.”
Imam Ahmad berkata, “Nah
sekarang, cobalah nanti malam kamu baca al-Qur`an seakan-akan di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla”
Si murid pun kaget disuruh seperti ini.
Keesokan harinya, si murid datang dengan mata bengkak akibat dari menangis. Imam Ahmad pun bertanya: “Apa yang kamu lakukan, anakku?”
Si murid menjawab sambil menangis: “Ya Imam, demi Allah, sepanjang malam aku tidak bisa menyempurnakan bacaan surat al- Fatihah.”
-
Begitulah mungkin Saudaraku,
mengapa selama ini bacaan Quran kita tidak pernah membuat kita menangis dan terutamanya berubah. Karena kita mungkin luput menghadirkan semua hal yang
seharusnya ada dalam Quran pada diri kita. Allahu alam. ( Copas)
sering membaca ayat suci Al-Qur’an, tetapi terkadang mereka tidak mengetahui apa isi kandungannya.
Berikut ini sebuah cerita yang akan menjawab pertanyaan “Mengapa kita tidak menangis saat membaca Al-Qur’an?”
Sampai kabar kepada Imam Ahmad bin Hambal bahwa salah seorang muridnya selalu bangun malam dan mengkhatamkan al-Qur`an secara sempurna hingga terbit fajar. Kemudian dilanjutkan dengan shalat subuh.
Imam Ahmad pun ingin
mengajarkannya cara menadabburi al-Qur`an. Datanglah ia kepada muridnya itu, kemudian berkata:
“Aku dengar, kamu melakukan ini dan itu?”
Muridnya menjawab: “Ya.”
Imam Ahmad berkata lagi, “Kalau begitu, coba nanti malam kamu lakukan seperti kemarin-kemarin, tapi saat membaca al-Qur`an, bayangkan kamu membacanya di hadapanku atau seakan-akan aku mengawasi bacaanmu.”
Keesokan harinya, datanglah si
murid dan Imam Ahmad bertanya hasilnya.
Si murid menjawab: “Aku hanya bisa membaca 10 juz saja.”
Imam Ahmad menukas, “Coba nanti malam baca al-Qur`an seakan-akan kamu membacanya di hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.”
Keesokan harinya si murid datang lagi dan berkata: “Ya Imam, aku hanya sanggup membaca juz ‘amma saja.”
Imam Ahmad berkata, “Nah
sekarang, cobalah nanti malam kamu baca al-Qur`an seakan-akan di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla”
Si murid pun kaget disuruh seperti ini.
Keesokan harinya, si murid datang dengan mata bengkak akibat dari menangis. Imam Ahmad pun bertanya: “Apa yang kamu lakukan, anakku?”
Si murid menjawab sambil menangis: “Ya Imam, demi Allah, sepanjang malam aku tidak bisa menyempurnakan bacaan surat al- Fatihah.”
-
Begitulah mungkin Saudaraku,
mengapa selama ini bacaan Quran kita tidak pernah membuat kita menangis dan terutamanya berubah. Karena kita mungkin luput menghadirkan semua hal yang
seharusnya ada dalam Quran pada diri kita. Allahu alam. ( Copas)
Investasi akhirat
09.42
No comments
1.
DonasiPendidikan Kader Dai
2.
DonasiWakaf Tanah, bukuislami, dan Al Qur’an
3.
Donasi Pembangunan KelasdanAsrama
4.
DonasiSandangPangansantriDhua’fa
Via Transfer: Bank BTN No. 0048 0015 0001 2999
An. Madrasah Tahfid Al Qur’an Darussunnah
CP: 087870001515 (Abu Abdillah)
089652232356 (Jamal)
Sabtu, 23 Agustus 2014
Senin, 18 Agustus 2014
Rabu, 13 Agustus 2014
Liqo Syawal 1435 H
06.20
No comments
Alhamdulillah acara Liqo syawal 1435 H berjalan dengan lancar, yang hadirpun meningkat dri tahun lalu, baik itu dari Masyarakat sekitar pondok maupun rekan-rekan dari luar.
ini membuat kami semakin bersemangat untuk lebih mengembangkan program-program kami, karena dengan meningkatnya jamaah yang hadir berarti kami.semakin dipercaya.
kami segenap keluarga besar Pondok Pesantren Tahfidz Alqur'an.DARUSSUNNAH mengucapkan syukron jazakalloh khoir dan mohon ma'af bila pelayanan kami kemarin kurang memuaskan.
Senin, 04 Agustus 2014
MISI
Mengembangkan potensi intelektual
Membentuk ahlakul karimah
Mediator kaderisasi umat
Meningkatkan kreatifitas dan kemandirian
Berdirinya
Ma'had Tahfiz al-Qur'an Darus-Sunnah yang disingkat dengan DS telah berdiri pada tahun 2009, dan mulai berkembang pada tahun 2012
Pendahuluan
Berdiri untuk meneruskan perjuangan membela islam dan mencetak kade-kader dakwah memiliki sejarah panjang sebagai bentuk mempertahankan eksistensi nilai-nilai keislaman di tengah deraan zaman.
Membentuk kaderisasi dakwah yang dilakukan Rasulullah salalllhu alaihi wasallam dahulu dan sekarang tantangannya secara substansi tidak jauh berbeda, hanya bentuk dan nuansanya yang berbeda, jika dahulu berbentuk tantangan fisik dari orang-orang kafir, ini tantangannya lebih bersifat non fisik berupa penjajahan budaya, ideology dan tantangan teknologi, yang merasuk kedalam jiwa generasi muda kaum muslimin.
Ada pertanyaan yang mendasar, kenapa umat ini belum bangkit dari keterpurukan islam tidak lagi menjadi agama yang disegani sebagaimana dahulu semasa Rasulullah dan para sahabatnya. Bahkan alih-alih menjadi solusi permasalahan umat manusia untuk melakukan kebangkitan diri saja belum bisa.
Pertanyaan ini bermuara pada tidak lagi dikuasainya ilmu pengetahuan dan ahlak, al-Qur’an sudah bayak ditinggalkan dan yang lebih parah memperparah keadaan adalah terputusnya rantai kaderisasi sehingga umat kehilangan identitas sebagi khalifah di bumi yang hanya tuduk kepada hUkum Allah.
Kemiskinan dan tidak kemandirian umat menjadi permasalahan yang tidak pernah dapat diselesaikan secara tuntas, bahkan menjadi factor yang yang sering menjadi penyebab dan pemicu munculnya kriminalitas, prostitusi, perjudian, miras, dan narkotika, perzinahan, kemurtadan serta bebagai kemaksiatan yang menjadi penyebab kehancuran di dunia dan umat ini jauh dari kemuliaan.
Memunculkan ide untuk menyiapkan kader-kader umat guna memperbaiki kondisi ini, memang bukan pekerjaan ringan dan mudah dan sederhana, faktanya adalah setiap perjuangan pasti menghadapi berbagi tantangan dan ujian yang berat. Meski ada upaya dan kerja keras yang berksinambungan serta pengarahan seluruh potensi dan daya dukung dari semua pihak.
Langkah kecil sudah dimulai Darussunnah, mencoba mengait kembali rantai tradisi kaderisasi umat lewat pembinaan karekter dan keimanan dan melalui pembekalan, yang terfokus pada pendidikan al-Qur’an tanpa meninggalkan penguasaan keilmuan yang lain serta memupuk kemandirian umat dengan kecakapan hidup dan pengembangan potensi diri (life skill) untuk mewujudkan generisasi muda yang cerdas, menguasai dan mengahafal al-Qur’an, sehat berahlak mulia sejak dini merupakan sebuah keharusan. Sebab umat terbaik akan terwujudkan dari penyiapan generisasi-generisasi yang terbaik.
Pendirian sarana pendidikan bagi para yatim dan dhuafa jelas membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Kami menyadari. Bahwa keterpurukan umat, kebodohon dan kemaksiatan tidak dapat diatasi hanya dengan berdiam diri, kemuliaan tidak datang begitu saja sebagai hadiah dari Allah, tetapi harus diupayakan dengan kesungguhan (mujahadah) keiklhlasan dan kerjasama semua pihak sebagi amanah dari Allah.
Untuk itu kami mengajak kepada semua lapisan untuk mari bersama-sama mengerahkan segenap potensi yang kita miliki untuk brsinegri dalam upaya mewujudkan kader-kader umat terbaik dimasa datang.
Akhirnya, dengan bekal ketaqwaan dan optimisme cita-cita ini dapat terlaksana. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan karunianya kepada kita semua. Aamiin
Langganan:
Postingan (Atom)